SEHELAI SAJAK KERDIL

Apakah aku harus berpapasan dengan cakrawala pelipur lara
Ketika mimpi dan harapan tertoreh diatas tangis sehelai sajak kerdil
Membungkam setiap bahasa langit yang tak satu katapun dapat dimengerti?
Refleksi dari ketidakpuasan memang menciptakan dunianya sendiri
Ketika keterasingan membuih darah nanah setiap langkah.
salah siapa?
Bukan persoalan
Perlahan sehelai dedauan bertubi-tubi menghantarkan jawaban!
Sehelai sajak kerdil
Sehelai sajak kerdil
Sehelai sajak kerdil
Terus melontar ditepi-tepi jalan
Seolah belati menajam dipunggung malam
Seolah malam menguak takdir kehidupan, Kelam!

(Yud, Jakarta 24/07/11)