Senin, 25 Juli 2011

KERJA,KULIAH DAN WANITA (KAMI)


Getar angin senja membuih tulang rusukku, sebenarnya aku tak begitu nyaman berada dalam ruang senja, apa sih hebatnya?.....mungkin jawaban objektif kukembalikan pada pemuja senja, dimana mereka selalu setia merangkul aroma dan nuansanya dan dengan begitu kesempurnaan buatku menikmati ruang fajar, dimana kerap kugantungkan ole-ole harapan sebelum senja membenamkan diri bersama malam.
Sehabis kuliah, aku kembali kerumah melanjutkan kuli….ah, karena di Jakarta untuk hidup, nafas saja tak cukup. Begitulah kiranya jawabanku ketika beberapa teman kuliahku mempertanyakan soal hidupku dan kehidupanku, bohong jika aku sesibuk orang-orang besar yang kerap tidak tau apa arti ‘kesibukan’ itu sendiri bagi mereka? Karena bagiku kesibukan kerja adalah kesibukan hiburan, kesibukan kuliah adalah kesibukan liburan, bagaimana tidak? ketika kerja aku masih bisa pesbukan dan ketika jam kuliah masuk aku dan kawan-kawan sefemikiran denganku  malah lebih memilih nongkrong disamping kampus hijau daripada mengikuti  jam kuliah yang membosankan. Tongkrongan kami bukan berarti tongkrongan mahasiswa yang menghamburkan biaya orang tua, karena secara latar ekonomi orang tua aku dan beberapa kawanku jelas tidak mampu membiayai, bagaimana jalan kami untuk menghamburkan biaya? untuk duduk dibangku kuliah itu sendiri bisa jadi batu loncatan keyakinan dalam mengemas doa untuk sebuah mimpi dan harapan Seperti hujan yang mengejar kabut hitam, dikisaran biaya pendidikan yang mahal kami hanya mengandalkan mental dan keyakinan, selebihnya Tuhan masih hidup dan tongkrongan kami bukan  juga termasuk tongkrongan mahasiswa berpakaian intelek, bicara soal teori-teori  mata kuliah sebebelum mereka masuk jam Kuliah dan  menjadi budak-budak dosen, bicara soal praktek mata kuliah sebelum mereka menjadi orang besar dan mereguk uang rakyat, atau bicara teori dan sambil peraktek sebelum mereka mencuri harga diri bangsa. Jauh lebih bermakna daripada itu tongkrongan kami adalah tongkrongan itu sendiri, ngopi, ngerokok, ngobrol, tertawa hanya itu..adapun jika suasana membawa kami untuk berdiskusi, kamipun berdiskusi , pembicaraan kami biasanya diawali dengan pembicaraaan soal anggota pejabat sampai mengalir tanpa arah dan tujuan berbicara anggota pejabatpun sampai juga pada pembicaraan anggota tubuh wanita, semuanya terjadi begitu saja, kerja alam bawah sadar kerap membius kami yang pada akhirnya ada saja sesuatu yang menjadi bahan tertawaan. aku seperti biasa lebih memilih menjadi dalang setelah ada seseorang sahabat di antara kami yang mulai mengangkat tema kepermukaan, sebut saja namanya Mas Das, dia salah satu dari temanku yang terus giat mendalami pengetahuannya tentang politik, nyaris setiap kabar yang berkaitan dengan politik rasanya aku dan kawan-kawan tak perlu melihat berita di televisi atau membuaka Detik.com, Mas Daslah yang seolah menjadi wajah politik muda Indonesia, gaya bicaranya sangat meyakinkan, nyaris setiap kata-kata yang lahir dari mulutnya sayarat dengan tips dan trik, sesekali kerap kusebut dia adalah korban ideologi organisasai dimana segala sesuatunya sesak dengan pendoktrinan, hal yang paling tidak kusukai, memuji kawan mencaci musuh itu menjadi inti dari organisasi yang kerap membantalgulingkan kebersamaan,pengalaman dan lain-lain.
Mas Das, satu diantara kawanku yang paling eksotis meskipun kebersamaanku dikampus hampir seratus persen lebih banyak berbincang dengan pemuja wanita, sebut saja namanya Mas Dim, Hal yang wajar jika dia bicara soal wanita, jawabannya bisa kubaca dari parasnya, ganteng itu pasti kuakui meskipun aku laki-laki. Mas Dim nyaris setiap kumpul denganku dan beberapa kawanku yang lainnya kiranya tak adalagi pembicaraan yang indah selain berbicara soal wanita, wanita seolah menjadi sarapannya, dirumah, dikampus, dijalan, ditempat tongkrongan atau bisa jadi wanita masih hinggap diotaknya ketika dia berak di wc umum, wc kampus atau di wc masjid.....................................(Mas AR, Mas Al, Mas Man) kalian pasti kena juga, ini kado istimewa buat kalian nanti kulanjutkan....ngantuuuukkk

0 komentar:

Posting Komentar

 
;