Jumat, 13 April 2012 2 komentar

JILIDMU 1


Dalam hening
Malam bening
Suara senyap
Dan engkau
Mendekap
Perlahan
Padaku
Bercengkrama
Dengan sejuta cerita
Yang kau suguhkan malam itu
Tentang rindu yang menggebu
Dan sekian lama detak waktu
Terperangkap harapan hampa.

Kini kunang kunang bergelimang
Kembali terbang dari dadamu
Dan lesung pijakmu tak lagi kaku
Menapaki jejak asma kerinduanku.

(WS Jakarta 13/04/12)


0 komentar

PESAN PUISI KEPADA SAYA 11

Manakala kata kata tertimbun
Gumpalan larva kaum pendusta
Kau mesti bangkit untuk menggali
Menggali kata, mengakrabi rasa
Dari belenggu yang amat lugu

Manakala kata kata harus ditembaki
Atau kata diterjang parang
Kau hadapi, hadang!
Membela kata kata
Yang keluar dari hati
Membuat kau lebih berarti
Hidupi kata, matikanlah dengan kata!

Kau kenali aku yang ialah puisi
Tersaji dari kata yang meladang
Puisi yang adalah ruang terkasih
Dari pengungkapan segala benih

(WS Jakarta 12/04/12)

Selasa, 20 Maret 2012 0 komentar

PAR-TAI TAI POLITIK


Genit licik peradabanmu
Cikal bakal kebiadaban!

Sajakku mengintaimu
Dibalik jerami
jamur tak lagi
menghidupi Petani
atau
Dibalik gedung 
Gudang ladang tuan tuan
Dalam demokrasi arisan
par-tai tai politik kebablasan.

Indonesia Terpasung
harga nurani murung 
dikisaran harga BBM 
yang melambung.

Tuan
Duduk,
Berdiri
sama mati
Jangan menambah kesal 
malaikat untuk mematikan

Hidupi kehidupan
Kebebas merdekaan
Bukan kebablasan 
Satu golongan 
dari Kelurga tuan
Saudara sesuara!

Atas nama kewajiban
Kewajaran Tuan
Tunjuk ajar yang benar
Sebelum tertampar!
Selasa, 06 Maret 2012 0 komentar

ADUH,



Ini negri punya siapa?

Aduh,


Wajahnya muram, kepalanya membusuk

Kakinya lumpuh, tangannya meminta minta
Di hidungnya kulihat lubang hidup yang mampet
Di mulutnya bau bangkai panji panji pengobral janji
Sementara dimewah megahnya penderitaan berjatuhan
Ini negri punya siapa?

Aduh,


Dibiarkan tergeletak setelah diremas rampas

Merah Putihnya robek, siapa yang mau menjahit
Badannya kurus dilapak sayur dan buah buah segar
Aduh Tuhan saja telah dikibuli manusia yang katanya Tuan
Sumpah serapah gentayangan disetiap lalu lalang kesempatan

Aduh,


Ini negri punya siapa?


Aduh,


Aduhahai

Tak ada Tuan selain Tuhan
Tempat mengadu nasibpun takdir
Dikedalaman doa, kita sama bergerak,
Bila perlu beraki penderitaan bersama sama
Karena penderitaan bukanlah takdir kelalaianNya
Masih bisa dirubah rubuhkan sikon yang borok ini

Aduh,


Ini negri punya siapa?


Aduh!



(WS Jakarta 04/03/12)



0 komentar

RINDUKU RINDUMU



Dalam dekap gerimis hujan
Senyumu membayang pelan
Indah merekah anugrah Tuhan
Seraya tetesan syukur terucapkan.
Dari kota pengap dalam gelapnya
Aku terpelihara, kesadaran terjaga
Dimatamu yang bening nan langka
Kugoreskan kata berlumuran cinta
Tentangmu yang menjadi idaman
Kusayang terang bayangmu satu
Kau cubit telingaku dalam rindu
Akan suara merdu lekati jiwa
Merasuk dari sudut jendela
Rumahku yang sederhana
Kusuka, Kucinta, sayang
Hanya padamu seorang
Tak bisa untuk kupungkiri
Peluklah nurani, kau resapi.
Kata menjalar, hinggapi rasa
Akanmu angan memburu lila
Dimanakah mimpi membias
Nyata hidup bertenun kata
Melayang layang terbang
Genitkan kehidupan ini
Nyatanya tak terinjaki
Sayangku sayangmu
Kusayang sayang
Rindu kurindu
Nyatamu
Akanmu
Percaya
Iidahku
Indahku
Itu kamu
Sayangku
Tajam belati
Tak menyiutkan
Juangku menjumpa
Dirimu satu pintu tertuju
Pantang mundur , maju menggebu
Semangatku adalah darah kewaspadaan
Dalam hidup yang memang mengerikan

(WS Jakarta 05/03/12)





 
;