Kau
Penyadur ampas-ampas mimpi dikisaran detak arloji
Melipat tawa-tawa kecilku dibawah pohon jati,
masihkah?
Kau!
Redam gemuruh sepi disetiap dinding-dinding api
yang membakar sapu tangan
di bawah tangis rembulan yang ngambang!
Aku disini
Melumati setiap cerita yang terlintas dalam jiwa
Melucuti alur hidup yang tak ubahnya seperti cerita fiksi
Gelamor detak pemikiran yang terbentur mahligai harapan
Hanyalah satu dari ribuan geliat tanya yang tak lagi terjawabkan!
Sketsa oase senja
Mendarah bersama waspada
Lalu tulang-tulang keabadian perlahan ambruk ditepi jalan
Sampaikah aku pada Kau?
(Yud, Jakarta 24/07/11)



0 komentar:
Posting Komentar