Jumat, 17 Februari 2012

SAYANG KUSAYANG

Sayang Kusayang
Waktu deras dari bayang ke bayang
Menerjang dengan baju beriap salju
Redup oleh kematian pembeda
Roda hidup disesaki wajah wajah tersungging
Dimana aku meraba rupa untuk sayang kusayang

Disini
Kenurani murnian perlahan hangus
Tergodot oleh seekor burung hantu
Sementara sayup angin kencang
Lincah menari-nari diatas bukit
Bernyanyi bak hujan semusim hari tak terganti.

Kini
Disini aku bersimpuh
Untukmu sayang kusayang
Menjelasklan dunia yang tengah bersolek
Mempercantik diri dengan kemerlap api
Aneh menjadi biasa, merajah bahkan menginapai malamku!

Nurani terpencil
Terdera arus penguasa yang punya kendali
Mata mata memandang penuh tanya tanya
Pembunuh memaksa malaikat mencabut nyawa
Aku kecewa
Aku kecewa
Aku kecewa
Segerombolan mengurng diri
Meredam amuk dalam selokan
Padahal pemberontakan bermula
Dari setangkai bunga yang tercengang di atas batu!


Disini
Sayang kusayang hidup
Menenun kata yang menyorot dari setiap sudut got
Dan kulangkahkan kaki di atas tanah wabah yang teercengah
Sementara para pereguk dosa sedang asyik memilah-milih makanan!


(WS Jakarta /15/02/12)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;