Minggu, 19 Juni 2011

Jendela Sepi



Di jendal sepi
kukalungkan ole ole mimpi
dari sebait sajak yang kerap berdiri.

Merindumu adalah puji
dari segenap altar cerita ngeri
sampai kapan kumenanti?
sementara angin diluar semakin iri!

rona kata disepucuk cinta
telah lama bergetar merujit dada
sesekali anggun cahayamu menjala
seperti laut bersujud menggiring tasbih samudra!

(Yud, Jakarta 20/06/11)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;