Pengap sudah
Bosan habis meludah
Lidah tajam, belati kata nan indah
Seruling kecapi cakap kudengar dari sosok rasminah
Bercerita;
Bahwasanya aku anak jadah
Yang disuguhkan berbagai macam fitnah
Dari zaman yang tak berkesudahan, bedebah!
Anak Negri
Pribumi
Makan sejarah muntah
Mereguk ideologi para bedebah
Yang tersaji adalah jutaan dengki antah barantah
Geleng kepala geleng rasa, ada yang beda itu biasa tapi faktanya?
Kenapa?
Bayi lahir itu suci
Sementara gizi kehidupan lapuk dan ngeri
Sajian makanan merusak lambung serta urat saraf mati!
Kutanya pada alam pun kulempar buku yang ada dari lembaga penguasa
Pendidikan;
Membidik nilai uang adalah tujuan
Propaganda nilai kemanusiaan jadi ramuan
Sedang kebenaran dikesampingkan karena kekuasaan-
Sejak dini sampai sadar
Kala nanar berbinar, hajar bersinar!
Merdeka atau Mati
Karena belenggu jadi pasungan pilu
Kasian;
Bibir manis senyum mati
Wajah cantik aura pucat
Tabir teriris magnum lari
Keperawanan bucat ditempat!
Seraya alam memberi jawaban
Rasminah turut menambah, tegaskan;
Kau harus lepaskan diri
Biar suci mau membagi lagi
Lepaskan fikiran dan perasaan
Jejaka, jejakilah alam semesta, cerna;
Luas alam seraya menanti
Langkah juang yang tak akan mati
Biar cucumu menuliskan sajakmu
Mengapresiasi dengan segala kebenaranmu
Mengukil sejarah dari lubang-lubang sampah
Yang tentu itu lebih indah dan mewah biar kau tak jadi bedebah!
Siap!
Kuarungi sepagi ini
Usia muda segar bercinta
Mencintai sesama tujuannya
Biar hidup bukan hasil pesolek lipstik pudar, modar!
Kuterjal;
Kerikil Tajam aroma Chairil Anwar
Mata merahnya telah lama kupandang
Tegas lepas netrali persetujuan
Ayo mereguk ampas mimpi sekalipun
Karena mimpi hadir ketika justru mata tak tidur
Dan kesadaran meluap-luap siap melancarkan perlawanan!
(WS/17/11/11)
Bosan habis meludah
Lidah tajam, belati kata nan indah
Seruling kecapi cakap kudengar dari sosok rasminah
Bercerita;
Bahwasanya aku anak jadah
Yang disuguhkan berbagai macam fitnah
Dari zaman yang tak berkesudahan, bedebah!
Anak Negri
Pribumi
Makan sejarah muntah
Mereguk ideologi para bedebah
Yang tersaji adalah jutaan dengki antah barantah
Geleng kepala geleng rasa, ada yang beda itu biasa tapi faktanya?
Kenapa?
Bayi lahir itu suci
Sementara gizi kehidupan lapuk dan ngeri
Sajian makanan merusak lambung serta urat saraf mati!
Kutanya pada alam pun kulempar buku yang ada dari lembaga penguasa
Pendidikan;
Membidik nilai uang adalah tujuan
Propaganda nilai kemanusiaan jadi ramuan
Sedang kebenaran dikesampingkan karena kekuasaan-
Sejak dini sampai sadar
Kala nanar berbinar, hajar bersinar!
Merdeka atau Mati
Karena belenggu jadi pasungan pilu
Kasian;
Bibir manis senyum mati
Wajah cantik aura pucat
Tabir teriris magnum lari
Keperawanan bucat ditempat!
Seraya alam memberi jawaban
Rasminah turut menambah, tegaskan;
Kau harus lepaskan diri
Biar suci mau membagi lagi
Lepaskan fikiran dan perasaan
Jejaka, jejakilah alam semesta, cerna;
Luas alam seraya menanti
Langkah juang yang tak akan mati
Biar cucumu menuliskan sajakmu
Mengapresiasi dengan segala kebenaranmu
Mengukil sejarah dari lubang-lubang sampah
Yang tentu itu lebih indah dan mewah biar kau tak jadi bedebah!
Siap!
Kuarungi sepagi ini
Usia muda segar bercinta
Mencintai sesama tujuannya
Biar hidup bukan hasil pesolek lipstik pudar, modar!
Kuterjal;
Kerikil Tajam aroma Chairil Anwar
Mata merahnya telah lama kupandang
Tegas lepas netrali persetujuan
Ayo mereguk ampas mimpi sekalipun
Karena mimpi hadir ketika justru mata tak tidur
Dan kesadaran meluap-luap siap melancarkan perlawanan!
(WS/17/11/11)



0 komentar:
Posting Komentar