Jumat, 08 Juli 2011

PESAN PUISI KEPADA SAYA

Ranum buah kata bergelimang dimalam buta
Dinding malam yang retak perlahan membusungkan dada
Ah ini cerita singkat saja:

Pesan puisi kepada saya,

Urat-urat kesunyian mestinya bersayap api
Menggenggam erat tulang jati
Di bawah pohon biduri,
Bersama kunyanyikan lagu kebangsaan
Di atas tanah binal kekuasaan.

Dari Meroke sampe sabang!

Tenggelam mimpi dalam lamunan
Hanya secangkir kenyataan
Didalam kopi pahit yang menjerit dibawah tangis rembulan!

Rasa dahaga perlahan memperkosa
Beberapa bait kata dalam frasa
Buat apa?
Kubiarkan kata menjulur hikmat
Menyadur arogansi diatas mimbar para penikmat,
Terbaca,
Indah, itu biasanya!

Pesan puisi kepada saya,

Sayap-sayap burung camar
Menekuk punggung malam yang samar
Sesekali terlintas hingar bingar
ketika kata berduyun-duyun meberi sinar
dengan khotbah nyanyiannya yang samar!

Seraya Indonesia

Jakarta,
Terkoper dalam pemikiran!

Penyair kelaparan,
Sementara puisi kurang gizi.
Memuja sepi angin malam
adalah kentut penyair sebelum larut bersama kelam!


(Yud, Jakarta o9/o7/11)






4 komentar:

saryadi nilan mengatakan...

gah kuat,salam love,peace and gaul

Ruang Kata-kata mengatakan...

Bagusss... tapi Yud, coba deh perhatikan penulisan kata depan (di), tulisan saya yang lama juga sering bgt nih salah, tapi belakangan mulai memerhatikan hal ini. Teman yg kebetulan penulis bilang "penulisan ejaan yg baik sangat menunjang "kebaikkan" karya".

Wahyudi Sastria mengatakan...

@mas saryadinilan.....lope tu...gak kuat...hee..salamku!

Wahyudi Sastria mengatakan...

Bu Nov....tengkiu Bu,,nyaris kekeliruan menjadi kebiasaan yang tak beralasan...maturnuhun pencerahannya...siap ku edit...salamku! heuu..

Posting Komentar

 
;