Sabtu, 25 Juni 2011

SEPENGGAL CATATAN BERSAMA PENCURI

Ruang dan Waktu di Negri ini terbuka luas bahkan memberi kesempatan untuk seseorang melakukan apa saja sesukanya dan dengan cara apa saja semaunya tanpa memperdulikan waktu kepada orang lain dan kesempatan untuk orang lain,
inilah apa yang kusebut sebagai Negri Serakah!

Semua orang tau kalo mencuri itu pekerjaan yang hina, bahkan pencurinya sekalipun sadar kalo mencuri itu tidak baik, sebagai manusia pencuripun bercita-cita mulIa serta memiliki harapan besar untuk anak-anaknya kelak supaya tidak seperti apa yang dia kerjakan, hal ini kerap  kusebut pencuri itu sebuah musibah dan tidak mencuri itu sebuah tragedi, hidup ditengah kebisingan politik serta acak-marut hukum negri ini pada akhirnya membelenggu rasa keadilan sebagai manusia yang ingin dimanusiakan, 
jika manusia sudah tidak lagi dimanusiakan maka mereka akan lebih berbahaya dari serigala, mereka bisa menerobos dinding-dinding waktu dan mereka sanggup merubuhkan apa yang disebut sebagai hukum, 
nyaris ironisnya ketika pencuri dibabat habis-habisan sementara korupsi dipuja-mewahkan, padahal sudah menjadi pemahaman umum kalo korupsi lebih menyakitkan dari sekedar pencuri, pencuri dalam hal ini tentu pencuri kutang tetangga yang yang masih tergantung didekat jendela, atau pencuri jemuran warga yang lupa di ambil, nah kalo korupsi ya Jendralnya pencuri, Bosnya pencopet, atau kepala sukunya maling yang kerap berteriak maling, "maling teriak maling" untuk melanjutkan dengar saja lagunya bung Iwan fals, 
huuuhhh...mau dibawa kemana Negri ini de, segala sesuatunyajadi serba salah? (ujar pencuri sehabis dihakimi massa) negri ini bahkan tidak kemana- mana dan tidak mau kemana-mana, bapak tau atau bapak pernah melihat kotoran manusia atau hewan yang mengambang dipermukaan air tenang?(tanyaku sambil menyuguhkan kopi hitam beserta beberapa batang rokok), ya aku tau itu jawabnya tegas sambil melirik kopi dan sedikit tersenyum padaku, itulah negri kita, seperti air yang tenang dan dalam penuh dendam serta dengki, nah yang mengapung itulah sosok dari negri kita, sosok negri yang mengapung dipermukaan artinya sosok negri kita selalu mengapungkan rakyatnya dengan harapan-harapan kosong dan mimpi-mimpi supaya rakyat tertidur pulas dan menikmati mimpi itu samapai pagi hari nanti dan kembali diresahkan karena tak ada secangkir kopi,,
ya jika gombalisasi masih dijadikan pegangan oleh mereka para pembuat kebijakan yang tak pernah mau untuk bijak, maka selamanya negri ini tak ubahnya seperti taiku,taimu dan tai mereka yang terus bergulat menyelamatkan diri dari patukan ikan-ikan kecil, mementingkan keselamatan peribadi dan memuji teman memaki musuh yang kaupun tentu sudah tau peraktek-peraktek politik "politik.....aduh aku lupa tuh lagunya bung iwan fals,,kesananya ada intrik2 gtu dah...!, aku pernah ketika kuliah mendengar salah satu dosenku yang amat lucu, dia pandai sekali memutarbalikan kata-kata bahkan katanya dia mendapatkan wanitapun dengan modal kata-kata, aku nyaris tak percaya tapi yang aku mau gak mau harus percaya ketika dia mengatakan bahwa "terlalu banyak orang-orang bijak di negri ini, sayangnya mereka orang bijak terlalu pintar sehingga setiap kebijakan pasti dibuat dengan tujuan bijaksini (mengutamakan kepentingan pribadi) dan tidak bijaksana (mengutamakan kepentingan orang lain) dan tentu untuk bijaksana itu nanti setelah dipertanyakan dan kalo tidak dipertanyakan bonus tambahan bagi mereka" waktu itu aku tertawa satu kali HA...... dan dalam hati aku berfikir,mulai sekarang aku tidak akan tidur untuk mendapatkan mimpi, biar bagaimanapun mimpi ketika tidur amat berbeda dengan mimpi ketika bangun dari tidur (bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;