Aku mencintaimu
Karna Cintamu menuai senja sedalam dada!
Siapa yang tak rela?
Cintaku satu, ketiga kabut menutup dinding pesona antara kita!
suaramu menggelepar ditengah malam buta!
nyaris kupercepat langkahku menutup jendela
melempar tatapanku pada setiap sudut kamar bisu,
kuharap getaran cintamu
tak lagi menggetarkan kegelapan malam tanpa selera.
kulempar telpon genggam
kucabik kata-kata cintamu yang masih menginap diruang gelisahku!
siapa yang tak pernah memendam cinta
sesangar ini?
aku tidak punya alasan untuk bunuh diri
karena kelak cinta kita mengadu sedalam rindu!
ibuku
ayahku
saudaraku
sahabatku
hampir tidak pernah memberiku kesempatan untuk
memeluk nama dan wajahmu!
siapa duka?
akupun sama!
lepaskan aku!
perlahan suaramu meritme padam!
seperti tangis melambaikan air mata dikedalaman laut palung pariana!
tersungkur aku secepat gelombang sepi menghantam!
Bebaskan aku dari gemercik lukamu
Wajahmu memotong sehelai kisah ceritaku yang baru!
baru?
Entahlah, Telah kupesaing cintaku dibawah telaga gunung,
kering, kering!!!
setiap sungai menyanyikan orkesta kekeringan
dan aku
memijak jeruji malam sebelum disandra aliran-aliran kelam!
tak ada pilihan, kaupun memilih!
Berkabut binal lenggang cerita angsa
sebelum teriak aku merota
sebelum mati kau mematikan!
Kau Hidup sedalam kau punya hidup, kekasihku!
aku,
aku berkeluh dalam kesah,
berharap
bibirmu mencoretkan sajak diberanda cerita lama!!!
pergilah,
pergilah sejauh kau punya diri
ibumu
ayahmu
saudaramu
sahabatmu
adalah tulang dan aliran darahmu
dan aku mulai merela
bersama lepas laut biru
disecangkir cerita lugu
Aku Bahagia,
aku bahagia,
aku bahagia, kekasihku!
Kau tidak akan menemukan diriku dalam dirinya
selagi kau tanamkan tunas wajahku dimalam barumu!
(Yud Jakarta, 01/05/11)



0 komentar:
Posting Komentar