Jumat, 02 Desember 2011

KERAMBAT PAGI

Kubasuh luka sedalam hati
Pada pagi yang enggan berbagi
Menyuci dibawah comberan dalam Negri
Mengingat jernihnya air mata,
Mata air tinggal cerita fiksi.
Gumam dendam
disetiap pelosok
semakin tebal mengolok-olok
Sementara penguasa tampak melohok
dan tak mau melongok apalagi menengok!
Pesan puisi kepadaku masih akan ku utarakan,
sampai detak langit mati, membentur kepalaku fikirku
Atau tanah bumi berhenti dalam pijak jejakku
dan anak negri mulai hingar bingar kembali
Menikmati secangkir puisi ini dan roti
Sebelum usang memandang
Kian memborok;
Negri yang jorok

Ya,
Hasil
Bumi ini
Bumi surga
Indonesia tercinta
Yang lepas landas kedapur penguasa.


(WS 02/12/11)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;