Sabtu, 03 Desember 2011

HIDUP MESTINYA HIDUP

Ya,
Sudah semestinya
Hidup mestinya hidup
Biarpun sesekali menjadi
Pejalan malam yang merindu penantian
Menari-nari mengikuti lorong gelap arah angin;
Mencari setitik tembus cahaya matahari setiap hari,
Mengeja para kepala batu yang kaku bisu di Negri berdebu.
Lika liku laki-laki luka
Bangkit menuntut keadilan
Bertanya pada setiap lintasan jiwa perlahan
Dimanakah keadilan itu?Sementara keadilan ini;
Bocah kusam menganga Melempar jawaban sederhana;
"Keadilan yang disakukan"Ya,Saku lugu Para penipu sejak dahulu menghulu
Sampai detik cantik menghias tanah air tercinta!
Lagu lain waktu;
Lonceng desah wanita setengah tua
Meraba-raba hukum yang sedang dibicarakan orang-orang besar

Kulihat gemulai lembut jemari wanita itu bergetar
Menampar segala apa yang diraba jauh tak sempat menyentuhnya
"Hukum Mandul"Ya,Kusepakati karena itu keluar dari bibir hatimu
Yang sedang mengunyah luka ingin merdeka
Lalu ditutupnya mata
Digenggamnya tanya
Pada peluru hitam
yang bersemayam
Menggerogoti jantungnya,
Selamat jalan
Sudah semestinya
Merdekalah matimu
Hiduplah matimu
Merdekalah matimu
Hiduplah matimu
Merdekalah matimu
yang tak pernah terkubur
dalam ingatan.
Hiduplah matimu;
Kusiapkan beberapa sajak penguburan
Dari luka yang tak sempat tersembuhkan
Kareana jidat penguasa Terlalu lama mengada
Melipat cerita kita di atas meja.

(WS/03/12/11)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;