Dibalik senyap rumah bambu
Malam mengajakku bermain
Seiring nyanyian tonggeret dan orkesta katak
bergantian memecah telingaku dari tulinya manusia
Ahay angin mulai menyapaku penuh seluruh
Gigilkan kulit sepenuh sentuh
Sesekali menggelitik tulangku
Dibalik senyap rumah bambu,
Larut aku dalam pelukan alam.
Alam yang merindukan sentuh
Manusia yang melepas angkuh!
Buka seragam pakaian mewahmu,
Mari berdansa, berdendang telanjang,
mengingat hidup terbelenggu, kita tendang!
Ahay gesekan bambu dibalik rumah bambu terurai,
serasa telingaku dicumbu Vanessa Mae berkali kali.
Selaras goyang daun pisang mencubit mataku
Adem ayeum lupa hutang Negri meriang.
Malam mengajakku bermain
Seiring nyanyian tonggeret dan orkesta katak
bergantian memecah telingaku dari tulinya manusia
Ahay angin mulai menyapaku penuh seluruh
Gigilkan kulit sepenuh sentuh
Sesekali menggelitik tulangku
Dibalik senyap rumah bambu,
Larut aku dalam pelukan alam.
Alam yang merindukan sentuh
Manusia yang melepas angkuh!
Buka seragam pakaian mewahmu,
Mari berdansa, berdendang telanjang,
mengingat hidup terbelenggu, kita tendang!
Ahay gesekan bambu dibalik rumah bambu terurai,
serasa telingaku dicumbu Vanessa Mae berkali kali.
Selaras goyang daun pisang mencubit mataku
Adem ayeum lupa hutang Negri meriang.
(WS, Bogor 02/03/12)
0 komentar:
Posting Komentar